Selain Sibuk Sebagai Komandan Koramil (Danramil) Pekat, Lettu Ibrahim Mengisi Waktu Luangnya Bertani di Doropeti Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu yang tak Jauh dari Gunung Tambora. Aktivitas Berladang juga Dimanfaatkannya untuk Melaksanakan Komsos dengan Masyarakat yang umumnya Petani.
Dompu, Sangat sulit menemui orang-orang dengan pangkat tinggi dan jabatan bagus mau bergelut serta merasakan profesi yang dilakoni wong kecil. Lettu Ibrahim adalah salah satunya.
Perwira TNI yang masih aktif ini tak malu mengisi hari-hari di sela kesibukannya menggarap lahan untuk menanam jagung. Bahkan itu ia lakoni sejak tahun 2013 sebelum menjadi Danramil Pekat Kabupaten Dompu.
“Buat apa malu? Jadi petani kok malu? Menjadi petani itu bukan pekerjaan negatif.Kenapa harus gengsi, itu yang paling terbaik buat keluarga. Memang itu adalah profesi asli masyarakat kita, bertani,” katanya saat diwawancarai wartawan di Dompu, Kamis (21/3/2019) lalu.
Bagi ayah tiga anak ini, menjadi petani dan bergelut dengan para orang-orang kecil tidak menurunkan pamor sebagai anggota TNI. Bahkan dirinya tak menyukai hal-hal yang dibuat untuk pencitraan.
“Bagi saya bertani juga adalah hobi. Kalau yang di Doronae Dore Peti Dusun Dam Kasi Pahu Pekat saya gerap lahan tujuh hektar. Di Dompu saya menyambi jadi petani sejak 2013 lalu,” ujarnya.
Menurutnya, hobinya menggarap lahan pertanian turun dari darah ayahnya yang memang merupakan petani. Sebelum menjadi TNI, Lettu Ibrahim merupakan anak seorang petani di Dompu. Berkah do’a tulus orangtuanya ia sukses meniti karir di TNI sejak tahun 1992.
Beberapa medan tugas berat pernah ia lalui seperti bertugas di daerah konflik Ambon. Karirnya di TNI dimulai sebagai tamtama dan pertama kali bertugas pada tahun 92 di Ternate.
Ibrahim bersyukur dari gaji sebagai anggota TNI dan aktivitas lain menggarap lahan jagung, ia mampu menafkahi tiga anak dan istrinya. Bahkan putra sulungnya bernama Dwi Tugas mengikuti jejaknya menjadi anggota TNI. Sementara dua anaknya yang lain masih duduk di bangku SMA.
Tak hanya semata bertani, di saat menggeluti aktivitas tambahan sebagai petani, Lettu Ibrahim juga selalu menyisihkan waktu untuk berdialog dengan masyarakat dan para petani membahas fenomena terkini melalui komunikasi sosial (Komsos). Salah satu tema utama komunikasi yang ia sampaikan kepada masyarakat mengajak masyarakat agar selalu memerhatikan kondisi lingkungan dengan tidak merambah hutan.
“Tantangan petani jagung di Dompu saat ini hama monyet dan babi. Selain sibuk denga dinas sehari-hari, saat sibuk di lahan jagung saya isi dengan komunikasi bersama masyarakat,” ujarnya.
Dompu, Sangat sulit menemui orang-orang dengan pangkat tinggi dan jabatan bagus mau bergelut serta merasakan profesi yang dilakoni wong kecil. Lettu Ibrahim adalah salah satunya.
Perwira TNI yang masih aktif ini tak malu mengisi hari-hari di sela kesibukannya menggarap lahan untuk menanam jagung. Bahkan itu ia lakoni sejak tahun 2013 sebelum menjadi Danramil Pekat Kabupaten Dompu.
“Buat apa malu? Jadi petani kok malu? Menjadi petani itu bukan pekerjaan negatif.Kenapa harus gengsi, itu yang paling terbaik buat keluarga. Memang itu adalah profesi asli masyarakat kita, bertani,” katanya saat diwawancarai wartawan di Dompu, Kamis (21/3/2019) lalu.
Bagi ayah tiga anak ini, menjadi petani dan bergelut dengan para orang-orang kecil tidak menurunkan pamor sebagai anggota TNI. Bahkan dirinya tak menyukai hal-hal yang dibuat untuk pencitraan.
“Bagi saya bertani juga adalah hobi. Kalau yang di Doronae Dore Peti Dusun Dam Kasi Pahu Pekat saya gerap lahan tujuh hektar. Di Dompu saya menyambi jadi petani sejak 2013 lalu,” ujarnya.
Menurutnya, hobinya menggarap lahan pertanian turun dari darah ayahnya yang memang merupakan petani. Sebelum menjadi TNI, Lettu Ibrahim merupakan anak seorang petani di Dompu. Berkah do’a tulus orangtuanya ia sukses meniti karir di TNI sejak tahun 1992.
Beberapa medan tugas berat pernah ia lalui seperti bertugas di daerah konflik Ambon. Karirnya di TNI dimulai sebagai tamtama dan pertama kali bertugas pada tahun 92 di Ternate.
Ibrahim bersyukur dari gaji sebagai anggota TNI dan aktivitas lain menggarap lahan jagung, ia mampu menafkahi tiga anak dan istrinya. Bahkan putra sulungnya bernama Dwi Tugas mengikuti jejaknya menjadi anggota TNI. Sementara dua anaknya yang lain masih duduk di bangku SMA.
Tak hanya semata bertani, di saat menggeluti aktivitas tambahan sebagai petani, Lettu Ibrahim juga selalu menyisihkan waktu untuk berdialog dengan masyarakat dan para petani membahas fenomena terkini melalui komunikasi sosial (Komsos). Salah satu tema utama komunikasi yang ia sampaikan kepada masyarakat mengajak masyarakat agar selalu memerhatikan kondisi lingkungan dengan tidak merambah hutan.
“Tantangan petani jagung di Dompu saat ini hama monyet dan babi. Selain sibuk denga dinas sehari-hari, saat sibuk di lahan jagung saya isi dengan komunikasi bersama masyarakat,” ujarnya.
Posting Komentar