TRENDING

Senin, 16 September 2013

MERAJUT PERDAMAIAN, BERSAMA MEMBANGUN NTB

   Pada hari Jum’at 13 September 2013, bertempat di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Gubernur NTB, Ketua DPRD Prop. NTB Danrem 162/WB, perwakilan dari Polda NTB, Perwakilan dari Lanal Mataram, perwakilan dari Lanud Rembiga  bersama Tokoh Lintas Agama dan Tokoh Masyarakat se Pulau Lombok, menggelar acara  silaturrahmi.

      Dalam acara silaturrahmi tersebut,  dibahas mengenai berbagai permasalahan perbedaan yang selama ini ada diwilayah NTB. Seperti apa yang disampaikan oleh Gubernur NTB  yaitu TGB Zainul Madji menilai banyak kearifan budaya dan kearifan lokal yang kini sudah mulai disalah gunakan, akibatnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang mestinya mulia menjadi ternoda, selain itu sebagai mahluk sosial kita juga harus jujur menerima segala perbedaan yang ada. Untuk itu, Gubernur NTB meminta seluruh aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelanggar hukum serta masyarakat yang membuat onar,  sehingga dapat mengganggu keamanan dan kedamaian yang ada diwilayah NTB. Selain itu Gubernur juga menyampaikan bahwa aparat Pemda tidak pernah lepas tangan dengan permasalahan Agama yang ada diwilayah NTB, hal tersebut dibuktikan dengan dikeluarkannya SKB, asal semua pihak punya niat baik.
Dalam kesempatan yang sama,  Danrem 162/WB Kolonel Inf Sofian Chandra juga  menambahkan,  jika tidak segera ada pembenahan untuk mengembalikan adat dan budaya yang telah  disalah gunakan menjadi seperti semula, maka kegiatan adat seperti yang kita ketahui yaitu prosesi adat  nyokolan  yang belakangan ini sering disalah gunakan oleh pemuda sebagai ajang untuk bersenang-senang dan menegak minuman keras, sehingga dapat menimbulkan perkelahian antar kampung yang hanya disebabkan oleh hal sepele misalnya bersenggolan bahkan tidak jarang  sampai manutup akses jalan, sehingga kendaraan yang lewat menjadi macet. Untuk itu,  bila hal tersebut tidak segera dibenahi maka tidak menutup kemungkinan, prosesi adat yang merupakan hal yang sakral malah berpotensi menjadi penyebab konflik sosial di Lombok.   
    Untuk itu dengan adanya kegiatan silaturrahmi ini, Danrem 162/WB berharap kepada seluruh masyarakat NTB, pada masa yang akan datang agar selalu menjunjung tinggi kearifan lokal yang ada di NTB, serta tidak menyalahgunakan adat dan budaya yang ada di Lombok,  sehingga kedepan tidak ada lagi permaslahan yang terjadi di NTB khususnya Lombok yang hanya disebabkan oleh pemahaman adat dan budaya yang salah. Mari bersama-sama kita ciptakan kedamaian di NTB “ Damai NTB-ku, NTB-mu, NTB kita Bersama”. 

Posting Komentar

 
Back To Top